Saturday, May 9, 2015

생활

Ketika matahari mulai menjulang dari balik sanubari, aku tahu kau disana menatapku penuh dengan kepedihan. Mengapa kau melakukan ini padaku?

Aku terlahir dengan kedua mata yang dapat melihat segalanya. Lahir dengan pikiran yang dapat membaca segalanya. Apakah aku ini? Aku bukan makhluk yang tidak diharapkan ataupun diharapkan ada di dunia ini. Lalu mengapa aku disini?

Mengapa semua ini tampak membingungkan tidak seperti biasanya?
Mengapa semua ini seakan-akan hanya seperti embun yang menyejukkan di pagi hari namun akan menghilang di siang hari?
Mengapa semuanya terasa singkat bahkan hanya untuk menghirupnya sejenak?




credit to google.com

"Well, pagi ini tidak seperti biasanya ya."
"Memangnya ada apa?"
"Ah, nothing. Aku mau menghirup udara segar di luar. May I?"
"It's okay, just come back before 8 okay?"

Langkahku di malam ini tidak seperti biasanya. Kembali pikiran pagiku mengusik malam ini. Seakan-akan malam ini tidak akan berjalan seperti biasa. Aku tidak tahu. Apa salahku sampai semua ini terjadi. Bayang-bayang samar terbesit begitu saja, seakan-akan aku terlempar dari lantai 29 apartemenku dan bam! Habis sudah hidupku. Apa yang bisa kulakukan untuk menenangkan diriku ini tanpa membuat dirinya tahu.

Kupercepat langkah kecilku. Aku tahu ini bukan jalan malam sambil menghirup udara segar seperti yang film-film atau pikiranku bayangkan. Setengah berlari aku akhirnya menepi ke bangku yang berada di taman itu. Kupegang erat pergelangan tangan bangku kayu yang sedikit dingin dan aku berusaha menghirup napas dalam-dalam. Dadaku terasa sesak tiba-tiba, padahal aku yakin aku tak punya penyakit asma atau penyakit apapun yang berkaitan dengan paru-paruku. Aku sehat, ya! Aku sangat sehat.

"HEY YOU!!! Yes you over there!!! Come to me now!!!"

Jantungku seperti lepas entah berada dimana sekarang. Aku kehilangan akal sehatku seketika dan hal terakhir yang kuingat adalah aku harus lari. Ya ya ya lari! Entah kemana, aku tak tahu yang penting aku selamat dari kalimat itu. Oh wait! Memangnya dia siapa? Aku tidak mengenal dia? Eh? Apa aku kenal? Ah tidak!

Kuberanikan diri menoleh dan ya... Pintar sekali. Lelaki bertubuh tegap itu mengejar anjingnya yang berlari ke arahku dan sekarang mereka sudah bersama. Sekilas aku tak berani menatap lelaki itu. Alasan apalagi selain malu? Hahahaha bodohnya dirimu. Langkahku melambat dan aku berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenagaku untuk pulang. Aku lelah lari dari kenyataan ini.


9 Mei 2015
di sebuah taman berbunga cerah penuh dengan kaca

No comments: