"Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Ah tidak.. bukan apa-apa. Nah, kenapa sekarang kau belum tidur?"
"Tidak apa.. aku hanya menunggumu. Anak-anak sudah tidur dan sebaiknya kita tidur karena esok mungkin akan menjadi hari terberatmu sayang."
"Kau duluan saja. Aku ingin menonton tv dulu." Alvin mengusap kepalanya. Membuatnya tidak bisa memaksanya tidur lagi.
"Baiklah haha. Aku tidur dulu ya. Selamat malam."
Seulas senyum tersungging di pipinya. Jane pun tertidur ketika suaminya mematikan televisi dan mengambil foto. Foto seseorang yang sangat ingin dia jumpai.
***
"Bagaimana kalau kita punya 3 anak? 2 laki-laki dan 1 perempuan? Pasti mereka lucu-lucu seperti aku. Tidak sepertimu hahaha"
"Kenapa kau bisa seyakin itu? lihatlah aku, aku lebih tampan daripada pemain Iron Man... ah siapalah dia aku lupa namanya."
"Hahahaha. Bisa-bisanya kau membandingkan dia dengan wajahmu, jelaslah kau kalah hahahaha"
Ia tenggelam dalam tawanya. Alvin kembali berbaring di antara rerumputan sambil tersenyum melihatnya sekaligus menikmati sejuknya angin musim dingin. Seandainya hari ini tidak pernah berakhir, hidupnya tidak pernah lebih bahagia dari ini.
***
Hari ini cukup melelahkan. Setibanya di rumah yang bisa ia lakukan hanya berbaring di sofa. Kemana semua orang yang ada di rumah? Sejauh mata memandang hanya tumpukan pakaian yang menggunung di mesin cuci.
"Jane..? Kevin, Christy?"
Kemana semua orang ketika ia membutuhkannya. Ia sangat ingin makan. Meja makan yang ia lihat sekarang tidak menarik perhatiannya. Jane.. dimana dia..
"Nah, liat anak-anak, daddy sudah pulang!"
"Daddy...!"
Kevin dan Christy pun langsung memeluk ayah mereka yang terlihat.. well hampir mati kehabisan napas.
"Ah.. kalian darimana saja? kenapa pergi tidak bilang-bilang daddy? Hahaha."
"Kami baru saja menemui bibi Janet! dia memberi kami sekantung kue loh dad!"
"Wah.. boleh daddy minta semuanya?"
"tidak boleh! kejar aku kalau daddy mau ambil semuanya hahahaha"
"Kevin Christy.. haha daddy tidak kuat mengejarmu.."
"ahh daddy payah! ayo christy kita makan kuenya berdua saja"
Dikaruniai 2 orang anak saja sudah membuatnya pusing, bagaimana dengan 5 anak yang tetangganya miliki? Hah.. tidak terbayang sedikit pun. Rumah pasti seperti kacang belah.. oh wait bukan itu. Kulkas hancur? Truk terbalik? Naik elang? ahh whatever dengan pepatahnya.
"Kapal pecah sayang..."
Sontak Alvin menoleh. "Da...darimana kau tau apa yang ku pikirkan..."
"Kau mengatakannya sedari tadi haha. Sudahlah ganti bajumu lalu aku buatkan bakso bolognese. Pedas atau tidak?"
"Pedas sayang. Kau selalu tau apa yang kumau."
Alvin mendaratkan kecupan di pipi istrinya. Terlihat sangat manis untuk pasangan yang sudah hampir 8 tahun menjalani pernikahan. Tetapi ia tau ada yang hilang dari hatinya.
***
to be continued
to be continued
No comments:
Post a Comment